Secara umum
tentang jembatan
Pengertian jembatan secara umum
adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan
yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur
sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang
melintang tidak sebidang dan lain-lain.
Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai
berikut :
1) Jembatan jalan raya (highway bridge)
2) Jembatan jalan kereta api (railway bridge)
3) Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge)
1) Jembatan jalan raya (highway bridge)
2) Jembatan jalan kereta api (railway bridge)
3) Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge)
Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai
berikut :
1) Jembatan di atas sungai atau danau
2) Jembatan di atas lembah
3) Jembatan di atas jalan yang ada (fly over)
4) Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert)
5) Jembatan di dermaga (jetty)
1) Jembatan di atas sungai atau danau
2) Jembatan di atas lembah
3) Jembatan di atas jalan yang ada (fly over)
4) Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert)
5) Jembatan di dermaga (jetty)
Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
1) Jembatan kayu (log bridge)
2) Jembatan beton (concrete bridge)
3) Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)
4) Jembatan baja (steel bridge)
5) Jembatan komposit (compossite bridge)
Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan
menjadi beberapa macam, antara lain :
1) Jembatan plat (slab bridge)
2) Jembatan plat berongga (voided slab bridge)
3) Jembatan gelagar (girder bridge)
4) Jembatan rangka (truss bridge)
5) Jembatan pelengkung (arch bridge)
6) Jembatan gantung (suspension bridge)
7) Jembatan kabel (cable stayed bridge)
8) Jembatan cantilever (cantilever bridge)
1) Jembatan plat (slab bridge)
2) Jembatan plat berongga (voided slab bridge)
3) Jembatan gelagar (girder bridge)
4) Jembatan rangka (truss bridge)
5) Jembatan pelengkung (arch bridge)
6) Jembatan gantung (suspension bridge)
7) Jembatan kabel (cable stayed bridge)
8) Jembatan cantilever (cantilever bridge)
Klasifikasi Jembatan menurut letak
lantai jembatan :
1. Jembatan
Lantai Atas yaitu jembatan dimana posisi lantai jembatan (sebagai tempat lalu
lintas kendaraan) terletak disisi atas struktur utama jembatan
2. Jembatan
Lantai Bawah yaitu jembatan dimana posisi lantai jembatan (sebagai tempat lalu
lintas kendaraan) terletak disisi bawah struktur utama jembatan
3. Jembatan
Lantai Tengah yaitu jembatan dimana posisi lantai jembatan (sebagai tempat lalu
lintas kendaraan) terletak disisi tengah struktur utama jembatan
4. Jembatan
Lantai Ganda yaitu jembatan dimana sisi atas dan sisi bawah dari jembatan
digunakan untuk lalu lintas kendaraan
Pengelompokan Jembatan berdasarkan
fungsinya:
a. Jembatan jalan raya (highway
bridge)
Jembatan
yang direncanakan untuk memikul beban lalu lintas kendaraan baik kendaraan
berat maupun ringan. Jembatan jalan raya ini menghubungkan antara jalan satu ke
jalan lainnya.
b. Jembatan penyeberangan (foot
bridge)
Jembatan
yang digunakan untuk penyeberangan jalan. Fungsi dari jembatan ini yaitu untuk
memberikan ketertiban pada jalan yang dilewati jembatan penyeberangan tersebut
dan memberikan keamanan serta mengurangi faktor kecelakaan bagi penyeberang
jalan.
c. Jembatan kereta api (railway
bridge)
Jembatan
yang dirancang khusus untuk dapat dilintasi kereta api. Perencanaan jembatan
ini dari jalan rel kereta api, ruang bebas jembatan, hingga beban yang diterima
oleh jembatan disesuaikan dengan kereta api yang melewati jembatan tersebut.
d. Jembatan darurat
Jembatan
darurat adalah jembatan yang direncanakan dan dibuat untuk kepentingan darurat
dan biasanya dibuat hanya sementara. Umumnya jembatan darurat dibuat pada saat
pembuatan jembatan baru dimana jembatan lama harus dilakukan pembongkaran, dan
jembatan darurat dapat dibongkar setelah jembatan baru dapat berfungsi.
Berdasarkan panjang bentangnya, jembatan dibagi
menjadi:
1. Jembatan dengan bentang panjang (lebih
dari 125 m)
2. Jembatan dengan bentang
menengah (antara 40 m sampai 125 m)
3. Jembatan dengan bentang pendek
(kurang dari 40 m)
Kita ambil
contoh dan gambaran dilingkup negara kita yaitu Indinesia
1.
Jembatan Bentang Panjang ( Lebih Dari
125 m )
Sebagai
Negara Kepulauan terbesar di dunia dan memiliki alur sungai terbanyak,
Indonesia tentu memiliki puluhan ribu jembatan yang tersebar dari ujung sabang
hingga merauke. Dari sekian banyak jembatan tersebut, ternyata ada beberapa
yang memiliki bentang tengah mencapai ratusan meter. Lebarnya sungai-sungai di
Indonesia terutama di Pulau Kalimantan, membuat Jembatan bentang panjang banyak
dibutuhkan. Konstruksinya juga tidak main-main, sangat kompleks dan membutuhkan
insinyur-insinyur handal, baik pada saat perencanaan, pelaksanaan, hingga
pemeliharaannya. Tak ayal, jembatan-jembatan bentang panjang ini bisa menelan
biaya ratusan milyar rupiah bahkan ada yang triliunan.
Berapa jumlah jembatan yang ada di seluruh Indonesia? Lebih dari 90.000 jembatan mas/mbak bro!. dari jumlah tersebut yang termasuk jembatan bentang panjang (>100 meter) hanya sekitar 0,5%, kok sedikit sekali? Ya jelas, Jembatan Bentang Panjang itu mahal dan khusus diperuntukkan bagi sungai-sungai yang lebar ataupun jurang-jurang yang dalam.
Kenapa Jembatan
bentang panjang bisa mahal? Pertama perencanaannya harus matang, menyeluruh,
dan sangat aman, harus dihitung kuat dari badai, gempa, goncangan batin, dan
pahitnya kehidupan. Hais, mulai lagi nih, hehe. Kedua, pelaksanaannya juga
dengan kebutuhan material yang sangat banyak, ya betonnya, ya besinya, ya
aspalnya. Teknologinya juga rumit dan canggih. Pelaksanaannya harus teliti, dan
hati-hati betul. Tidak boleh ada toleransi kesalahan. Bila ada keteledoran
kecil bisa-bisa nyawa orang melayang. Ketiga, pemeliharaannya juga perlu
intensif. Sayang dong udah buat mahal-mahal tapi gak dipelihara. Banyak kasus
jembatan di Indonesia yang runtuh/ambruk gara-gara jarang dipelihara.
Di tulisan
saya ini, yang dibahas JEMBATAN BENTANG PANJANG, bukan JEMBATAN PANJANG, beda
loh? Kalo jembatan bentang panjang itu adalah panjang SATU bentang jembatan
dari Abutmen ke abutmen, atau Pier ke Pier, sedangkan kalo jembatan panjang itu
biasanya merujuk pada total panjang jembatan ditambah dengan jalan pendekat dan
lain sebagainya. Mengapa yang dibahas jembatan bentang panjang? soalnya semakin
panjang bentang yang diperlukan maka semakin rumit pula struktur yang
digunakan.
Di dunia saat ini (setahu saya, kalo ada yang lebih tolong koreksiannya, nuhun) jembatan bentang terpanjang dipegang oleh Akashi Kaikyo di Jepang dengan panjang bentang tengah mencapai 1991 meter bro! menggunakan konsrtuksi suspension bridge atau jembatan gantung. Kalo di Indonesia, saat ini jembatan bentang terpanjang baru sampai 434 meter, Jembatan apakah itu? Eits, baca dulu sampe selesai blog ini hehe.
Jembatan bentang panjang di Indonesia konstruksinya beragam dari mulai Jembatan balok kotak atau box girder, Jembatan pelengkung atau bahasa kerennya Arch Bridge, Jembatan Gantung atau Suspension Bridge, hingga Jembatan Kabel atau Cable Stayed Bridge. Keempat tipe konstuksi jembatan tersebut memungkinkan dibuatnya Jembatan dengan bentang lebih dari ratusan meter panjang.
Gimana? Udah ada bayangan tentang jembatan-jembatan bentang panjang di Indonesia? Daripada kelamaan langsung aja saya sajikan beberapa Jembatan bentang panjang yang ada di Indonesia serta profil singkatnya.
1. Jembatan Sedayu Lawas
Tipe Jembatan : Concrete Arch Bridge
Panjang Bentang Tengah : 100 meter
Panjang Total : 150 meter
Lebar : 9 meter
Selesai dibangun tahun : 2010
Lokasi : Lamongan, Jawa Timur
Tipe Jembatan : Concrete Arch Bridge
Panjang Bentang Tengah : 100 meter
Panjang Total : 150 meter
Lebar : 9 meter
Selesai dibangun tahun : 2010
Lokasi : Lamongan, Jawa Timur
Jembatan
Sedayu Lawas berada di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Jembatan ini menggunakan
struktur Arch Bridge dengan material utama beton. Jembatan sedayu lawas
merupakan jembatan duplikasi yang dibangun untuk membantu menopang beban lalu
lintas dari jembatan lama yang memang sudah berumur.
2. Jembatan Talumolo II
Tipe Jembatan : Concrete Arc Bridge
Panjang Bentang Tengah : 100 meter
Panjang Total : 205 meter
Lebar : 9 meter
Selesai dibangun tahun : 2006
Lokasi : Gorontalo, Gorontalo
2. Jembatan Talumolo II
Tipe Jembatan : Concrete Arc Bridge
Panjang Bentang Tengah : 100 meter
Panjang Total : 205 meter
Lebar : 9 meter
Selesai dibangun tahun : 2006
Lokasi : Gorontalo, Gorontalo
Satu dari
lima jembatan bentang panjang yang ada di Pulau Sulawesi, namanya Jembatan
Talumolo II. Letaknya di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Jembatan ini
memakai struktur jembatan pelengkung beton, sama seperti Jembatan Sedayu Lawas.
3. Jembatan Tukad Bangkung
Tipe Jembatan : Concrete Box Girder
Panjang Bentang Tengah : 120 meter
Panjang Total : 360 meter
Lebar : 9,6 meter
Selesai dibangun tahun : 2006
Lokasi : Badung, Bali
3. Jembatan Tukad Bangkung
Tipe Jembatan : Concrete Box Girder
Panjang Bentang Tengah : 120 meter
Panjang Total : 360 meter
Lebar : 9,6 meter
Selesai dibangun tahun : 2006
Lokasi : Badung, Bali
Jembatan Tukad Bangkung berada di
Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Tingginya mencapai 71,14 meter, menjadikannya
jembatan tertinggi di Indonesia. Jembatan ini bersistem balok kotak atau box girder
dengan teknologi balanced cantilever. Jembatan ini memangkas jarak yang
sebelumnya harus memutar sepanjang 6 kilometer.
4. Jembatan Ponulele
Tipe Jembatan : Steel Arc Bridge
Panjang Bentang Tengah : 125 meter
Panjang Total : 300 meter
Lebar : 9 meter
Selesai dibangun tahun : 2006
Lokasi : Palu, Sulawesi Tengah
4. Jembatan Ponulele
Tipe Jembatan : Steel Arc Bridge
Panjang Bentang Tengah : 125 meter
Panjang Total : 300 meter
Lebar : 9 meter
Selesai dibangun tahun : 2006
Lokasi : Palu, Sulawesi Tengah
Selain
Talumolo II, ada lagi Jembatan bentang panjang di Pulau Sulewesi yakni Jembatan
Palu IV atau lebih akrab disebut Jembatan Ponulele. Letaknya di Kota Palu,
Sulawesi Tengah. Jembatan ini berada di atas Teluk Talise. Berbeda dengan
jembatan pelengkung sebelumnya, Jembatan Ponulele bersistem pelengkung dengan
material utama baja.
5. Jembatan Siak III
Tipe Jembatan : Suspension Bridge
Panjang Bentang Tengah : 120 meter
Panjang Total : 520 meter
Lebar : 11 meter
Selesai dibangun tahun : 2011
Lokasi : Pekanbaru, Riau
Tipe Jembatan : Suspension Bridge
Panjang Bentang Tengah : 120 meter
Panjang Total : 520 meter
Lebar : 11 meter
Selesai dibangun tahun : 2011
Lokasi : Pekanbaru, Riau
Jembatan
Siak III terletak di Kota Pekanbaru, Riau. Jembatan ini menggunakan struktur
Suspension Bridge dibantu dengan pelengkung baja sebagai struktur utama. Meskipun
baru diresmikan tahun 2011, ternyata ada indikasi kerusakan sehingga di tutup
oleh pemerintah setempat. Sayang sekali ya, padahal jembatan ini indah sekali
dan telah menghabiskan dana miliaran rupiah untuk pembangunannya.
6. Jembatan Soekarno
Tipe Jembatan : Cable Stayed Bridge
Panjang Bentang Tengah : 120 x 2 meter
Panjang Total : 1.127 meter
Lebar : 17 meter
Selesai dibangun tahun : 2015
Lokasi : Manado, Sulawesi Utara
Tipe Jembatan : Cable Stayed Bridge
Panjang Bentang Tengah : 120 x 2 meter
Panjang Total : 1.127 meter
Lebar : 17 meter
Selesai dibangun tahun : 2015
Lokasi : Manado, Sulawesi Utara
Nah ini
nih yang pernah saya bahas di tulisan sebelumnya tentang jalan-jalan di Kota
Manado, yakni Jembatan Soekarno. Jembatan ini melintasi muara sungai
Tondano sepanjang 120 meter. Strukturnya menggunakan konstruksi Cable Stayed.
Tentunya bukan kabel sembarang kabel, tapi kabel baja prategang. Diresmikan
tahun 2015 oleh? Hayo tebak siapa? Haha, betul Ibu Puan Maharani selaku Menko
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia.
7. Jembatan Bojonegoro
Tipe Jembatan : Steel Arc Bridge
Panjang Bentang Tengah : 128 meter
Panjang Total : 128 meter
Lebar : 9 meter
Selesai dibangun tahun : 2007
Lokasi : Bojonegoro, Jawa Timur
7. Jembatan Bojonegoro
Tipe Jembatan : Steel Arc Bridge
Panjang Bentang Tengah : 128 meter
Panjang Total : 128 meter
Lebar : 9 meter
Selesai dibangun tahun : 2007
Lokasi : Bojonegoro, Jawa Timur
Di Jawa
Timur, tepatnya kota Bojonegoro ada jembatan keren selanjutnya, namanya
Jembatan Bojonegoro. Jembatan ini selesai dibangun pada tahun 2007 silam dengan
menggunakan struktur Pelengkung baja.
8. Jembatan KH Noer Ali
Tipe Jembatan : Concrete Box Girder
Panjang Bentang Tengah : 130 meter
Panjang Total : 1.000 meter
Lebar : 22 meter
Selesai dibangun tahun : 2013
Lokasi : Bekasi, Jawa Barat
8. Jembatan KH Noer Ali
Tipe Jembatan : Concrete Box Girder
Panjang Bentang Tengah : 130 meter
Panjang Total : 1.000 meter
Lebar : 22 meter
Selesai dibangun tahun : 2013
Lokasi : Bekasi, Jawa Barat
Akhirnya
Bekasi punya Jembatan kece, hehe. Dinamakan sebagai Jembatan KH. Noer Ali
sebagai bentuk penghormatan terhadap pahlawan zaman kemerdekaan asal bekasi
yang bernama KH. Noer Ali. Jembatan ini lebih dikenal dengan jembatan
Summarecon, karena memang menjadi penghubung ke lokasi perumahan Summarecon
Bekasi. Mirip dengan Jembatan Tukad Bangkung di Bali, Jembatan ini juga
menggunakan struktur concrete Box Girder dengan teknologi balanced cantilever.
Jembatan KH. Noer Ali ramai dikunjungi terutama saat car free day, banyak warga
bekasi tumpah ruah di jembatan ini.
Jembatan K.H. Noer Ali atau Summarecon ini juga sering menjadi bintang iklan mobil dan motor yang sering muncul di tivi, gak percaya? cek saja sendiri, hehe.
9. Jembatan Raja Mandala
Tipe Jembatan : Concrete Box Girder
Panjang Bentang Tengah : 132 meter
Panjang Total : 222 meter
Lebar : 9 meter
Selesai dibangun tahun : 1979
Lokasi : Cianjur, Jawa Barat
Jembatan K.H. Noer Ali atau Summarecon ini juga sering menjadi bintang iklan mobil dan motor yang sering muncul di tivi, gak percaya? cek saja sendiri, hehe.
9. Jembatan Raja Mandala
Tipe Jembatan : Concrete Box Girder
Panjang Bentang Tengah : 132 meter
Panjang Total : 222 meter
Lebar : 9 meter
Selesai dibangun tahun : 1979
Lokasi : Cianjur, Jawa Barat
Jembatan
Raja Mandala letaknya di kota Cianjur, Jawa Barat. Meskipun sudah berumur,
namun jembatan ini masih terlihat kokoh dan megah. Mengandalkan struktur
concrete box girder membuat jembatan ini sanggup memikul bentah tengah
sepanjang 132 meter.
10. Jembatan Rumbai Jaya
Tipe Jembatan : Steel Arch Bridge
Panjang Bentang Tengah : 150 meter
Panjang Total : 780 meter
Lebar : 7 meter
Selesai dibangun tahun : 2003
Lokasi : Indragiri Hilir, Riau
Tipe Jembatan : Steel Arch Bridge
Panjang Bentang Tengah : 150 meter
Panjang Total : 780 meter
Lebar : 7 meter
Selesai dibangun tahun : 2003
Lokasi : Indragiri Hilir, Riau
Selain di
pulau Jawa, pulau Sumatera juga menyimpan banyak jembatan bentang panjang,
salah satunya Jembatan Rumbai Jaya yang berada di Kabupaten Indragiri, provinsi
Riau. Dari kota Pekanbaru berjarak 7 jam perjalanan darat untuk mencapai
kabupatern Indragiri. Dengan struktur pelengkung baja berwarna kuning,
menjadikan jembatan ini manis untuk dipandang.
11. Jembatan Kahayan
Tipe Jembatan : Steel Arch Bridge
Panjang Bentang Tengah : 150 meter
Panjang Total : 640 meter
Lebar : 9 meter
Selesai dibangun tahun : 2001
Lokasi : Palangkaraya, Kalimantan Tengah
11. Jembatan Kahayan
Tipe Jembatan : Steel Arch Bridge
Panjang Bentang Tengah : 150 meter
Panjang Total : 640 meter
Lebar : 9 meter
Selesai dibangun tahun : 2001
Lokasi : Palangkaraya, Kalimantan Tengah
Mau tahu
gudangnya jembatan bentang panjang ada di Provinsi mana? Tepat sekali, Pulau
Kalimantan. Sungai-sungainya yang lebar, menjadi tuntutan untuk dibangunnya
jembatan yang lebar pula. Tak terkecuali sungai Kahayan yang terletak di kota
Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah. Guna memudahkan transportasi
masyarakat kota Palangkaraya, dibangunlah Jembatan Kahayan yang selesai pada tahun
2001. Jembatan ini ditopang dengan struktur pelengkung baja berwarna oranye
yang terlihat gagah dan kokoh.
12. Jembatan Merah Putih
Tipe Jembatan : Cable Stayed Bridge
Panjang Bentang Tengah : 150 meter
Panjang Total : 1140 meter
Lebar : 22,5 meter
Selesai dibangun tahun : 2016
Lokasi : Ambon, Maluku
12. Jembatan Merah Putih
Tipe Jembatan : Cable Stayed Bridge
Panjang Bentang Tengah : 150 meter
Panjang Total : 1140 meter
Lebar : 22,5 meter
Selesai dibangun tahun : 2016
Lokasi : Ambon, Maluku
Indonesia
bagian timur akhirnya punya Jembatan berteknologi Cable Stayed dengan panjang
bentang tengah 150 meter, yakni Jembatan Merah Putih. Jembatan yang terletak di
kota Ambon, provinsi Maluku ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada bulan
April 2016 silam. Jembatan ini melintasi Teluk Dalam Pulau Ambon, yang
menghubungkan Desa Poka dengan Desa Galala. Dengan adanya jembatan ini, jarak
tempuh Bandara Pattimura dengan pusat kota Ambon semakin berkurang.
13. Jembatan Barelang II
Tipe Jembatan : Concrete Box Girder
Panjang Bentang Tengah : 160 meter
Panjang Total : 420 meter
Lebar : 18 meter
Selesai dibangun tahun : 1999
Lokasi : Batam, Kepulauan Riau
13. Jembatan Barelang II
Tipe Jembatan : Concrete Box Girder
Panjang Bentang Tengah : 160 meter
Panjang Total : 420 meter
Lebar : 18 meter
Selesai dibangun tahun : 1999
Lokasi : Batam, Kepulauan Riau
Jembatan
Barelang II merupakan satu jalur dengan Jembatan Barelang yang terkenal
kemegahannya itu. Meskipun menggunakan teknologi Concrete Box Girder, namun
Jembatan ini tak bisa dianggap sebelah mata karena panjang bentang tengahnya
mencapai 160 meter. Jembatan Barelang II juga sering disebut Jembatan Narasinga
yang menghubungkan Pulau Tonton dengan Pulau Nipah.
14. Jembatan Pasupati
Tipe Jembatan : Cable Stayed Bridge
Panjang Bentang Tengah : 161 meter
Panjang Total : 2.147 meter
Lebar : 30 meter
Selesai dibangun tahun : 2005
Lokasi : Bandung, Jawa Barat
14. Jembatan Pasupati
Tipe Jembatan : Cable Stayed Bridge
Panjang Bentang Tengah : 161 meter
Panjang Total : 2.147 meter
Lebar : 30 meter
Selesai dibangun tahun : 2005
Lokasi : Bandung, Jawa Barat
Bagi warga
kota Bandung, provinsi Jawa Barat, mestinya mendengar Jembatan Pasupati tentu
tidak asing lagi. Jembatan Pasupati ini sangat unik, bila pada jembatan bentang
panjang, khususnya berteknologi cable stayed, fungsinya adalah untuk melewati
sungai atau selat, tapi jembatan Pasupati berbeda. Jembatan ini melayang
sejajar diatas Jalan seolah membelah pemukiman penduduk. Secara historis
ternyata Jembatan Pasupati telah dirancang masterplannya oleh arsitek zaman
Belanda. Dengan paduan lampu sorot pada malam hari nan indah, Jembatan Pasupati
menjelma bagai perahu layar yang berada di tengah kota Bandung.
15. Jembatan Perawang
Tipe Jembatan : Concrete Box Girder
Panjang Bentang Tengah : 180 meter
Panjang Total : 1.473 meter
Lebar : 12,7 meter
Selesai dibangun tahun : 2008
Lokasi : Siak, Riau
15. Jembatan Perawang
Tipe Jembatan : Concrete Box Girder
Panjang Bentang Tengah : 180 meter
Panjang Total : 1.473 meter
Lebar : 12,7 meter
Selesai dibangun tahun : 2008
Lokasi : Siak, Riau
Jembatan
ini sebenarnya adalah Jembatan Maredan, namun warga sekitar menamakan sesuai
nama daerahnya yakni perawang. Jembatan ini adalah jembatan berteknologi
Concrete Box Girder terpanjang di Indonesia, dengan panjang bentang tengah
mencapai 180 meter. Jembatan yang terletak di antara Kabupaten Siak dengan
Perawang, Provinsi Riau ini selesai dibangun pada tahun 2008 silam.
Yap, kita di akhir Part1 tulisan saya tentang Jembatan bentang panjang di Indonesia dari urutan 30 sampai 16. Penjelasan ke- 15 Jembatan bentang panjang di atas belom menceritakan bentang panjang diatas 200 meter, Kalau penasaran dengan Jembatan bentang panjang selanjutnya bisa dibaca di sini.
Yap, kita di akhir Part1 tulisan saya tentang Jembatan bentang panjang di Indonesia dari urutan 30 sampai 16. Penjelasan ke- 15 Jembatan bentang panjang di atas belom menceritakan bentang panjang diatas 200 meter, Kalau penasaran dengan Jembatan bentang panjang selanjutnya bisa dibaca di sini.
2.
Jembatan Dengan Bentang Menengah (
Antara 40 M Sampai 125 M)
1.
Jembatan
pasangan batu dan batu bata
Jembatan pasangan batu dan bata
merupakan jembatan yang konstruksi utamanya terbuat dari batu dan bata. Untuk
membuat jembatan dengan batu dan bata umumnya konstruksi jembatan
harus dibuat melengkung. Seiring perkembangan zaman jembatan ini sudah tidak
digunakan lagi.
2.
Jembatan
komposit
Jembatan komposit merupakan perpaduan
antara dua bahan yang sama atau berbeda dengan memanfaatkan sifat menguntungkan
dari masing – masing bahan tersebut, sehingga kombinasinya akan menghasilkan
elemen struktur yang lebih efisien.
3.
Stressed Ribbon Bridge
Struktur dari
jembatan ini mirip dengan Jembatan Gantung Sederhana. Kabel sebagai unsur
struktur penahan ditanam di Dek. Dek/ lantai jembatan tersebut membentuk huruf
“U” pada bentang antar tumpuannya. Ini terbentuk karena Kabel/pita dikenai
kompresi, dengan begitu jembatan ini menjadi kaku dan tidak bergoyang atau
memantul. Jembatan ini dibuat dengan memperkuat beton dengan diberi kabel
tegangan baja. Ini adalah salah satu jenis jembatan suspensi terkuat dan juga
bisa digunakan untuk lalu lintas kendaraan.
4. Jembatan Kerangka (Truss Bridge)
Jembatan kerangka adalah salah satu
jenis tertua dari struktur jembatan modern. Jembatan kerangka dibuat dengan
menyusun tiang-tiang jembatan membentuk kisi-kisi agar setiap tiang hanya
menampung sebagian berat struktur jembatan tersebut. Kelebihan sebuah jembatan
kerangka dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya adalah biaya pembuatannya
yang lebih ekonomis karena penggunaan bahan yang lebih efisien. Selain itu,
jembatan kerangka dapat menahan beban yang lebih berat untuk jarak yang lebih
jauh dengan menggunakan elemen yang lebih pendek daripada jembatan alang.
Jembatan rangka umumnya terbuat dari baja, dengan bentuk dasar berupa segitiga.
Elemen rangka dianggap bersendi pada kedua ujungnya sehingga setiap batang
hanya menerima gaya aksial tekan atau tarik saja.
3.
Jembatan Dengan Bentang Pendek ( Kurang
Dari 40 M )
1.
Jembatan girder/jembatan prategang
Jembatan jenis
ini biasnya banyak digunakan untuk jembatan yang bentangnya tidak terlalu
panjang, namun bisa juga sampai bentangan 40 m lebih karena menggunakan beton
yang sudah dicetak dengan ketentuan panjang yang telah ditentukan, oleh sebab
itu panjang jembatan bisa disesuaikan dengan penyambungan pada tiap-tiap
abutmen yang direncanakan. Jenis jembatan ini banyak digunakan disekitar daerah
saya ( Lombok ) karena kekuatannya lebih tinggi dari jembatan beton bertulang
pada umumnya.
Pengertian beton
prategang menurut beberapa peraturan adalah sebagai berikut:
a. Menurut PBI – 1971
Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangan-tegangan intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa hingga tegangan-tegangan akibat beton- beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan.
b. Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998
Beton prategang adalah beton bertulang yang dimana telah diberikan tegangan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat pemberian beban yang bekerja.
c. Menurut ACI
Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.
a. Menurut PBI – 1971
Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangan-tegangan intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa hingga tegangan-tegangan akibat beton- beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan.
b. Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998
Beton prategang adalah beton bertulang yang dimana telah diberikan tegangan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat pemberian beban yang bekerja.
c. Menurut ACI
Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.
Perilaku Struktur, Beton akan retak jika ada
beban
Perilaku Struktur Beton Bertulang,
Keretakan
tarik ditanggung oleh tulangan
Struktur balok prategang
merupakan struktur beton dimana balok diusahakan tidak mengalami tegangan tarik
dengan cara memberikan kabel prategang yang merupakan baja mutu tinggi dan
digabungkan dengan beton mutu tinggi. Dengan cara menarik kabel prategang dan
diangkurkan ke beton maka baja yang semula tertarik setelah diangkurkan ke
beton tarikan tersebut akan dilimpahkan ke beton sehingga beton akan tertekan.
Dengan demikian beton yang semula getas akan mampu memikul tegangan tarik
sehingga lahirlah konsep bahwa pada beton prategang tidak ada tegangan tarik.
Konsep Balok Prategang
Perilaku Struktur Balok Prategang
Dengan konsep ini
dimensi Balok bisa menjadi lebih kecil walaupun dengan bentangan balok yang
cukup panjang.
Sistem pra-tegang yang
akan digunakan harus dipilih dengan memenuhi semua peraturan yang dipakai di
Indonesia. Pada umumnya tidak terdapat perubahan pada posisi sentroid gaya
pra-tegang total sepanjang elemen dan pada besar gaya pra-tegang efektif akhir
sebagaimana yang direncanakan.
Tidak seperti beton
konvensional, beton prategang mengalami beberapa tahap pembebanan. Pada setiap
tahap pembebanan harus dilakukan pengecekan atas kondisi serat tekan dan serat
tarik dari setiap penampang. Pada tahap tersebut berlaku tegangan ijin yang
berbeda-beda sesuai kondisi beton dan tendon. Ada dua tahap pembebanan pada
beton prategang, yaitu transfer dan service.
1. Tahap transfer adalah tahap
pada saat beton sudah mulai mengering dan dilakukan penarikan kabel prategang.
Pada saat ini biasanya yang bekerja hanya beban mati struktur, yaitu berat
sendiri struktur ditambah beban pekerja dan alat. Pada saat ini beban hidup
belum bekerja sehingga momen yang bekerja adalah minimum, sementara gaya yang
bekerja adalah maksimum karena belum ada kehilangan gaya prategang.
2. Kondisi service
(servis) adalah kondisi
pada saat beton prategang digunakan sebagai komponen struktur. Kondisi ini
dicapai setelah semua kehilangan gaya prategang dipertimbangkan. Pada saat ini
beban luar pada kondisi yang maksimum sedangkan gaya pratekan mendekati harga
minimum.
Beton Prategang (
Prestressed concrete ) mempunyai beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan
beton konvensional biasa, antara lain:
Kelebihan dari segi
teknis :
·
Terhindarnya retak terbuka didaerah tarik, sehingga beton
prategang akan lebih tahan terhadap korosi.
·
Kedap air, bagus digunakan untuk proyek yang dekat dengan
perairan.
·
Karena terbentuknya lawan lendut akibat gaya prategang sebelum
beban rencana bekerja, maka lendutan akhir setelah beban rencana bekerja, akan
lebih kecil dari pada beton bertulang biasa.
·
Efisien karena dimensi penampang struktur akan lebih kecil atau
langsing, sebab seluruh luas penampang dipergunakan secara efektif.
·
Jumlah penggunaan baja jauh lebih sedikit dari pada jumlah berat
besi penulangan pada konstruksi beton konvensional biasa.
·
Ketahanan terhadap geser dan ketahanan terhadap puntirnya
meningkat.
kelebihan dari segi
teknis ini akan mempengaruhi biaya untuk memproduksi beton prategang itu
sendiri, dan dari segi ekonomis beton prategang juga memiliki beberapa
kelebihan antara lain :
·
Volume beton yang digunakan untuk produksi beton prategang lebih
sedikit
·
Jumlah baja/besi yang digunakan untuk produksi beton prategang
sedikit.
·
Beton prategang akan lebih menguntungkan jika dibuat dalam
jumlah besar
·
beton prategang hampir tidak memerlukan biaya pemeliharan, lebih
tahan lama karena, dapat membuat balok dengan bentang yang lebih panjang.
Dengan menggunakan
beton prategang bisa menghemat waktu pelaksanaan konstruksi.
JENIS-JENIS STRUKTUR BETON PRATEGANG
1. Menurut waktu
penarikan baja prategang:
Pra Penarikan (Pre Tension)
Pra Penarikan (Pre Tension)
Pre stressing dilakukan terlebih dahulu baru
dilakukan pengecoran
Penarikan Purna (Post
Tension)
Stressing dilakukan setelah pengecoran
1.
Jembatan
Kerangka (Truss Bridge)
Jembatan kerangka adalah salah satu
jenis tertua dari struktur jembatan modern. Jembatan kerangka dibuat dengan
menyusun tiang-tiang jembatan membentuk kisi-kisi agar setiap tiang hanya
menampung sebagian berat struktur jembatan tersebut. Kelebihan sebuah jembatan
kerangka dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya adalah biaya pembuatannya
yang lebih ekonomis karena penggunaan bahan yang lebih efisien. Selain itu,
jembatan kerangka dapat menahan beban yang lebih berat untuk jarak yang lebih
jauh dengan menggunakan elemen yang lebih pendek daripada jembatan alang.
Jembatan rangka umumnya terbuat dari baja, dengan bentuk dasar berupa segitiga.
Elemen rangka dianggap bersendi pada kedua ujungnya sehingga setiap batang
hanya menerima gaya aksial tekan atau tarik saja.
Struktur jembatan rangka batang ditunjukkan
pada Gambar 9.25. yang menunjukkan jembatan dengan geladak yang berada pada
level terendah dari penghubung antar bagiannya. Slab menahan beban hidup
didukung oleh sistem balok lantai dan balok silang. Beban disalurkan ke rangka
batang utama pada titik sambungan pada setiap sisi jembatan, hingga pada sistem
lantai dan akhirnya pada penahan. Penguat lateral, yang juga berbentuk rangka
batang, mengkaitkan bagian atas dan bawah penghubung untuk menahan kekuatan
horisontal seperti angin dan beban gempa seperti momen torsi/puntir. Rangka
portal pada pintu masuk merupakan transisi kekuatan horisontal dari bagian atas
ke bagian substruktur.
Jembatan rangka batang dapat mengambil bentuk geladak jembatan yang melintasi jembatan. Pada contoh ini, slab beton menjulang ke atas, dan pengikat/penahan goyangan diletakkan di antara elemen vertikal dari dua rangka utama untuk menahan stabilitas lateral.
Rangka baja terdiri atas bagian atas dan bagian rendah yang dihubungkan oleh elemen diagonal dan vertikal (elemen web). Rangka tersebut akan bertindak sesuai dengan gaya balok di atas dan bawah rangkaian seperti sayap dan pengikat diagonal akan bertindak yang sama sebagai plat web. Rangkaian terutama akan menahan momen tekuk sedangkan elemen web akan menahan gaya geser. Rangka batang merupakan rangkaian batang-batang, juga bukan merupakan plat atau lembaran, sehingga merupakan alternatif termudah untuk didirikan di lokasi dan sering digunakan untuk jembatan yang panjang
Gambar 9.25. Jembatan rangka batang (truss)
Sumber: Chen & Duan, 2000
Jenis Rangka Batang
Gambar 9.26. Berbagai tipe rangka batang/truss:
(a) Warren truss (dengan batang atas rangka lurus);
(b) Warren truss (dengan batang atas rangka lengkung);
(c) Warren truss dengan batang vertikal;
(d) Prutt truss;
(e) Howe truss; and (f) K-truss
Pada gambar 9.26. ditunjukkan beberapa tipe rangka batang. Warren
truss merupakan tipe yang paling umum dan rangka tersebut terbentuk dari
segitiga samakaki yang dapat menahan gaya tekan dan gaya tarik. Elemen
web Pratt truss berupa elemen vertikal dan diagonal. Elemen diagonal
mengarah ke pusat dan hanya untuk menahan gaya tarik. Pratt truss sesuai
untuk jembatan baja karena kemampuan menahan gaya tariknya sangat
efektif. Elemen vertikal Pratt truss mendapat gaya tekan. Howe truss hampir
sama dengan Pratt hanya elemen diagonalnya mengarah ke bagian akhir,
menahan gaya tekan axial, dan elemen vertikal menahan gaya tarik.
Jembatan kayu sering menggunakan Howe truss karena pada sambungan
diagonal kayu lebih banyak mendapat gaya tekan. Dinamakan K-truss
karena elemen web yang berbentuk ”K” paling ekonomis pada jembatan
besar karena panjang elemen yang pendek akan mengurangi resiko tekuk.
Analisa struktural dan tekanan sekunderTruss adalah sebuah bentuk struktur batang, secara teoritis dihubungkan dengan engsel membentuk segitiga yang stabil. Rangka batang terbentuk dari unit berbentuk segitiga agar stabil. Elemen-elemen diasumsikan hanya untuk menahan regangan atau gaya tekan axial. Secara statika rangka batang dapat dianalisa hanya dengan menggunakan persamaan keseimbangan. Jika kurang dari stabilitas yang disyaratkan, maka tidak dapat ditentukan hanya dengan persamaan keseimbangan saja. Ketidaksesuaian penempatan harus diperhatikan. Ketidaktetapan interna maupun eksternal rangka batang sebaiknya diselesaikan dengan menggunakan perangkat lunak/program komputer.
Gambar 9.27. Titik sambung rangka batang
Dalam prakteknya, elemen-elemen truss dihubungkan ke plat sambung dengan menggunakan baut berkemampuan tinggi (lihat gambar 9.27), bukan engsel rotation-free, sederhana karena lebih mudah di rangkai. Kondisi ’jepit’ seperti teori tidak terlihat pada bidang tersebut. Ketidaksesuaian tersebut menyebabkan tegangan sekunder (tegangan tekung) pada elemen-elemen tersebut. Tegangan sekunder didapatkan dengan analisa struktural rangka kaku dan biasanya kurang dari 20% tegangan utama axial. Jika elemen rangka batang sudah direncanakan dengan baik, angka kelangsingan batang cukup besar dan tidak ada tekuk, maka tegangan sekunder dapat diabaikan.
Jembatan rangka batang dapat mengambil bentuk geladak jembatan yang melintasi jembatan. Pada contoh ini, slab beton menjulang ke atas, dan pengikat/penahan goyangan diletakkan di antara elemen vertikal dari dua rangka utama untuk menahan stabilitas lateral.
Rangka baja terdiri atas bagian atas dan bagian rendah yang dihubungkan oleh elemen diagonal dan vertikal (elemen web). Rangka tersebut akan bertindak sesuai dengan gaya balok di atas dan bawah rangkaian seperti sayap dan pengikat diagonal akan bertindak yang sama sebagai plat web. Rangkaian terutama akan menahan momen tekuk sedangkan elemen web akan menahan gaya geser. Rangka batang merupakan rangkaian batang-batang, juga bukan merupakan plat atau lembaran, sehingga merupakan alternatif termudah untuk didirikan di lokasi dan sering digunakan untuk jembatan yang panjang
Gambar 9.25. Jembatan rangka batang (truss)
Sumber: Chen & Duan, 2000
Jenis Rangka Batang
Gambar 9.26. Berbagai tipe rangka batang/truss:
(a) Warren truss (dengan batang atas rangka lurus);
(b) Warren truss (dengan batang atas rangka lengkung);
(c) Warren truss dengan batang vertikal;
(d) Prutt truss;
(e) Howe truss; and (f) K-truss
Pada gambar 9.26. ditunjukkan beberapa tipe rangka batang. Warren
truss merupakan tipe yang paling umum dan rangka tersebut terbentuk dari
segitiga samakaki yang dapat menahan gaya tekan dan gaya tarik. Elemen
web Pratt truss berupa elemen vertikal dan diagonal. Elemen diagonal
mengarah ke pusat dan hanya untuk menahan gaya tarik. Pratt truss sesuai
untuk jembatan baja karena kemampuan menahan gaya tariknya sangat
efektif. Elemen vertikal Pratt truss mendapat gaya tekan. Howe truss hampir
sama dengan Pratt hanya elemen diagonalnya mengarah ke bagian akhir,
menahan gaya tekan axial, dan elemen vertikal menahan gaya tarik.
Jembatan kayu sering menggunakan Howe truss karena pada sambungan
diagonal kayu lebih banyak mendapat gaya tekan. Dinamakan K-truss
karena elemen web yang berbentuk ”K” paling ekonomis pada jembatan
besar karena panjang elemen yang pendek akan mengurangi resiko tekuk.
Analisa struktural dan tekanan sekunderTruss adalah sebuah bentuk struktur batang, secara teoritis dihubungkan dengan engsel membentuk segitiga yang stabil. Rangka batang terbentuk dari unit berbentuk segitiga agar stabil. Elemen-elemen diasumsikan hanya untuk menahan regangan atau gaya tekan axial. Secara statika rangka batang dapat dianalisa hanya dengan menggunakan persamaan keseimbangan. Jika kurang dari stabilitas yang disyaratkan, maka tidak dapat ditentukan hanya dengan persamaan keseimbangan saja. Ketidaksesuaian penempatan harus diperhatikan. Ketidaktetapan interna maupun eksternal rangka batang sebaiknya diselesaikan dengan menggunakan perangkat lunak/program komputer.
Gambar 9.27. Titik sambung rangka batang
Dalam prakteknya, elemen-elemen truss dihubungkan ke plat sambung dengan menggunakan baut berkemampuan tinggi (lihat gambar 9.27), bukan engsel rotation-free, sederhana karena lebih mudah di rangkai. Kondisi ’jepit’ seperti teori tidak terlihat pada bidang tersebut. Ketidaksesuaian tersebut menyebabkan tegangan sekunder (tegangan tekung) pada elemen-elemen tersebut. Tegangan sekunder didapatkan dengan analisa struktural rangka kaku dan biasanya kurang dari 20% tegangan utama axial. Jika elemen rangka batang sudah direncanakan dengan baik, angka kelangsingan batang cukup besar dan tidak ada tekuk, maka tegangan sekunder dapat diabaikan.
2.
Jembatan Beton Bertulang
Jembatan beton
bertulang adalah jenis jembatan dengan komposisi beton dan dengn tulangan baja
tulangan. Dengan demikian jenis jembatan ini bisa dibilang cukup kuat dengan
dibangunnya jembatan dengan bentangan tidak terlalu panjang. Jembatan seperti
ini dibangun untuk pejalan kaki, jalur kendaraan dengan bobot yang tidak
terlalau besar, seperti di pedesaan. Sedangkan di perkotaan pemilihan
pembangunan jembatan beton dengan karasteristik dari sungai tersebut, apabila
karasteristik sungai tidak terlalu panjang bertulang dipilih sebagai penghubungnya.
Karena banyak kendaraan yang berat berlalu lalang diarea tersebut.
Sumber gambar:
http://bersapedaha n.wordpress.com
http://datajembata n.com
http://fotografe r.net
http://hinawan-photograph s.deviantart.com
http://id.wikipedi a.org
http://indoholidaytourguid e.com
http://kakawananlawa s.blogspot.co.id/
http://katton z.blogspot.co.id/
http://lkpsaraswat i.com
http://print.kompa s.com
http://univbata m.ac.id
http://valinakhiarinnis a.tumblr.com
http://waskit a.co.id